menu umar-upb


..:: KOMPUTER APLIKASI ::.. || ..:: PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI ::.. || ..:: SISTEM BASIS DATA ::.. || ..:: KONSEP SISTEM INFORMASI ::.. || ..:: PEMROGRAMAN VISUAL ::.. || ..:: PEMROGRAMAN BASIS DATA ::.. || ..:: JARINGAN KOMPUTER DAN INTERNET ::.. || ..:: ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ::.. || ..:: LOGIKA INFORMATIKA DAN ALGORITMA ::.. || ..:: PENGANTAR E-BUSINESS DAN E-COMMERCE ::.. || ..:: REKAYASA PERANGKAT LUNAK ::.. || ..:: JARINGAN NIRKABEL DAN KOMPUTASI BERGERAK ::.. || ..:: THECNOPRENEURSHIP DAN INDUSTRI KTREATIF ::.. || ..:: MULTIMEDIA DESIGN ::. || ..:: PEMROGRAMAN C++ ::.

RPL - System Development Life Cycle (SDLC)


Pengertian SDLC
Pada awal pengembangan perangkat lunak, para pembuat program (programmer) langsung melakukan pengkodean perangkat lunak tanpa menggunakan prosedur atau tahapan pengembangan perangkat lunak. Dan ditemuilah kendala-kendala seiring dengan perkembangan skala sistem-sistem perangkat semakin besar.
SDLC dimulai dari tahun 1960-an, untuk mengembangkan sistem skala usaha besar secara fungsional untuk para konglomerat pada zaman itu. Sistem-sistem yang dibangun mengelola informasi kegiatan dan rutinitas dari perusahaan-perusahaan yang berpotensi memiliki data yang besar dalam perkembangannya.
Berikut tahapan-tahapan dalam SDLC :
  1. Inisiasi (initiation)
  2. Pengembangan konsep sistem (system concept development)
  3. Perencanaan (planning)
  4. Analisis kebutuhan (requirement analysis)
  5. Desain (design)
  6. Pengembangan (development)
  7. Integrasi dan pengujian (integration and test)
  8. Implementasi (implementation)
  9. Operasi dan pemeliharaan (operations and maintenance)
  10. Disposisi (disposition)
  11. Banyaknya model untuk SDLC, dimana semua memiliki kekurangan dan kelebihan. Akan tetapi hal yang terpenting adalah mengenali tipe pelanggan (customer) dan memilih menggunakan model SDLC yang sesuai dengan karakter pelanggan (customer) dan karakter pengembang (developer).
SDLC memiliki beberapa model dalam penerapan prosesnya. Berikut model-model dari SDLC :
  1. Model Waterfall / Sekuensial Linier
  2. Model Prototipe
  3. Model RAD (Rapid Application Development)
  4. Model Iteratif / Inkremental
  5. Model Spiral
  6. Model Rakitan Komponen
  7. Model Perkembangan Konkuren

a.       Model Waterfall  / Sekuensial linier
Model waterfall menyediakan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan tahap pendukung (support).
Gambar model waterfall :
Model Waterfall  / Sekuensial linier
Dari kenyataan yang terjadi sangat jarang model air terjun dapat dilakukan sesuai alurnya karena sebab berikut :
1)      Perubahan spesifikasi perangkat lunak terjadi ditengah-tengah alur pengembangan
2)      Sangat sulit bagi pelanggan untuk mendefinisikan semua spesifikasi di awal alur pengembangan. Pelanggan sering kali butuh contoh (prototype) untuk menjabarkan spesifikasi kebutuhan sistem lebih lanjut
3)      Pelanggan tidak mungkin bersabar mengakomodasi perubahan yang diperlukan di akhir alur pengembangan
Model Waterfall adalah model SDLC yang paling sederhana. Model ini hanya cocok untuk pengembangan perangkat lunak dengan spesifikasi yang tidak berubah-ubah.
b.        Model Prototipe
Model prototipe dapat digunakan untuk menyambung ketidakpahaman pelanggan mengenai hal teknis dan memperjelas spesifikasi kebutuhan yang diinginkan pelanggan kepada pengembang perangkat lunak.
Skema :
Mock Up adalah sesuatu yang digunakan sebagai model desain yang digunakan untuk mengajar, demonstrasi, evaluasi desain, promosi, atau keperluan lain.
Model prototipe juga memiliki kelemahan sebagai berikut :
1)      Pelanggan dapat sering-sering mengubah-ubah atau menambah-nambah spesifikasi kebutuhan karena mengganggap aplikasi ini sudah cepat dikembangkan
2)      Pengembang lebih sering mengambil kompromi dengan pelanggan untuk mendapatkan prototipe dengan waktu yang cepat sehingga pengembang lebih sering melakukan segala cara guna menghasilkan prototipe untuk didemonstrasikan
Model prototipe cocok digunakan menggali spesifikasi kebutuhan pelanggan secara lebih detail tetapi beresiko tinggi terhadap membengkaknya biaya dan waktu proyek
c.     Model RAD (Rapid Application Development )
Rapid Application Development (RAD) adalah model proses pengembangan perangkat lunak yang bersifat inkremental terutama untuk waktu pengerjaan pendek.
Model RAD adalah adaptasi dari model air terjun (model waterfall) versi kecepatan tinggi dengan menggunakan model air terjun untuk pengembangan setiap komponen perangkat lunak.
Jika kebutuhan perangkat lunak dipahami dengan baik dan lingkup perangkat lunak dibatasi dengan baik sehingga tim dapat menyelesaikan pembuatan perangkat lunak dengan waktu yang pendek
Gambar :
Model RAD memiliki kelemahan sebagai berikut :
1)      Untuk pembuatan sistem perangkat lunak dengan skala besar maka model RAD akan memerlukan sumber daya manusia yang cukup besar untuk membentuk tim-tim yang mengembangkan komponen-komponen
2)      Jika tidak ada persetujuan untuk mengembangkan perangkat lunak secara cepat (rapid) maka proyek dengan model ini akan gagal, karena hanya akan bingung mendefinisikan kebutuhan pelanggan (customer) atau user
3)      Jika sistem perangkat lunak yang akan dibuat tidak bisa dimodulkan maka model RAD tidak dapat digunakan
4)      Tidak cocok jika menggunakan teknologi baru yang belum banyak dikenal dan dikuasai pengembang
Model RAD cocok diterapkan apabila memenuhi kriteria proyek sebagai berikut :
1)      Anggota tim sudah berpengalaman mengembangkan perangkat lunak sejenis
2)      Pengembang sudah memiliki komponen-komponen sistem yang bisa digunakan kembali dalam proyek tersebut
d.        Model Inkremental / Iteratif
Model inkremental mengkombinasikan proses-proses pada model air terjun (model waterfall) dan iteratif pada model prototipe. Model inkremental akan menghasilkan versi-versi perangkat lunak yang sudah mengalami penambahan fungsi untuk setiap pertambahannya (inkremen / increment).
Gambar :

Model inkremental dibuat untuk mengatasi kelemahan dari model air terjun yang tidak mengakomodasi iterasi, dan mengatasi kelemahan dari metode prototipe yang memiliki proses terlalu pendek dan setiap iteratif prosesnya tidak selalu menghasilkan produk (bisa jadi hanya prototipe).
Model inkremental menghasilkan produk/aplikasi untuk setiap tahapan inkremen
Model inkremental merupakan dari model watefall dan model prototipe. Model ini cocok digunakan pengembang dengan turnover staff tinggi.
e.        Model Spiral
Model spiral (spiral model) memasangkan iteratif pada model prototipe dengan kontrol dan aspek sistematik yang diambil dari model air terjun.
Model spiral menyediakan pengembangan dengan cara cepat dengan perangkat lunak yang memiliki versi yang terus bertambah fungsinya (increment).
Gambar :

Model spiral cocok digunakan untuk mengembangkan sistem perangkat lunak berskala besar karena memiliki proses analisis resiko yang dapat sangat meminimalisir resiko yang mungkin terjadi dan dengan target waktu dan biaya yang tidak terlalu mengikat.
Model spiral memungkinkan pengembang untuk menggunakan prototipe pada setiap tahap untuk mengurangi resiko
f.          Model Rakitan Komponen
Teknologi objek yang memberikan kerangka kerja teknis untuk sebuah model proses berbasis komponen bagi rekayasa perangkat lunak
Model ini menggabungkan beberapa karakteristik model spiral, sehingga membutuhkan pendekatan iteratif untuk menciptakan perangkat lunak.
g.         Model Perkembangan Konkuren
Model perkembangan konkuren disebut juga rekayasa konkuren
Model ini dapat disajikan secara skematis sebagai sederetan aktivitas teknis mayor, tugas-tugas dan keadaan yang lain.
Kenyataannya model proses konkuren bisa diaplikasikan ke dalam semua tipe perkembangan perangkat lunak dan memberikan gambaran akurat mengenai keadaan tertentu dari sebuah proyek


Tidak ada komentar:

Posting Komentar